siakuh

siakuh
@dayangsumbi

Sabtu, 31 Desember 2011

Analogi

Tepat pada hari ini, Kamis, 08/12/2011 saya memeriksa hasil ulangan anak-anak kelas 12. Salah satu soal isian yang diberikan kepada mereka adalah membuat paragraf analogi. Seperti biasa, mereka selalu penuh ide yang menarik. Mereka menganalogikan banyak hal. Beberapa diantaranya berisi seperti ini:

"Ilmu itu laksana air. Air akan sangat bermanfaat ketika mengalir mengairi sawah, memenuhi kebutuhan hidup, mengalir ke rumah-rumah penduduk untuk diminum, mencuci, dsb. Sebaliknya, air akan berbahaya ketika diam dalam sebuah wadah. Bisa menjadi tempat jentik-jentik nyamuk berkembang, sehingga tumbuh bibit penyakit, dan tentunya akan merugikan. Begitupun dengan ilmu. Ia akan dirasakan manfaatnya ketika diamalkan, diajarkan, juga diterapkan dalam kehidupan. Sedangkan ilmu yang dipendam, akan sia-sia, merugikan diri sendiri dan orang lain." (Aghniya Humaira)

"Kehidupan di dunia sama halnya dengan mampir ke pom bensin saat di perjalanan. Ketika di perjalanan, kita tidak akan selamanya berada di pom bensin. Kita berada di pom bensin hanya untuk mengisi bahan bakar agar siap melanjutkan perjalanan agar sampai pada tujuan. Begitu pula dengan kehidupan, kita hidup di dunia ini hanya sementara. Istilahnya menyiapkan bekal untuk perjalanan ke akhirat." (Maryam)

Selain itu, ada juga karangan yang berisi tentang pernikahan, ditujukan untuk orang-orang yang sedang dalam 'pencarian', sepertinya...

"Memilih pasangan hidup sama halnya dengan memilih buku. Memilih buku pasti yang paling penting dilihat adalah isi buku tersebut, apakah isinya bagus atau tidak. Begitu pula dengan memilih pasangan hidup. Jangan sampai hanya melihat cover-nya saja, lihat bibit bobotnya, sifatnya, kekurangannya dan kelebihannya." (Paula)

Selain anak-anak, seorang pengawas ulangan pun ikut menyumbangkan contoh karangan analogi, begini katanya...

"Dalam menjalin ikatan pernikahan itu seperti halnya memintal benang demi benang, sekaku kafankah atau sehalus sutrakah kain yang akan dihasilkan, akan tergantung dari kualitas benang dan ilmu yang dimiliki pemintalnya. Sama halnya dengan pernikahan, seperti apa keluarga yang akan terbangun, akan sangat ditentukan oleh kesiapan ilmu dari setiap individu yang membangun komitmen pernikahan tersebut. Maka persiapkanlah ilmu dengan matang sebelum mengarungi bahtera pernikahan."

Nampaknya yang memberikan komentar paling terkahir sedang galau....hehe.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar